Trump Memperingatkan Iran untuk Bertanggung Jawab atas Serangan yang Dilakukan oleh Houthi!

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah mengeluarkan peringatan keras kepada Iran. Trump menegaskan bahwa Teheran akan bertanggung jawab dan menghadapi konsekuensi “mengerikan” atas setiap serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi di Yaman. Peringatan ini menyusul serangkaian serangan udara yang diluncurkan oleh militer AS akhir pekan lalu untuk menangkal serangan Houthi.

Tindakan Trump:

• Tanggung Jawab Iran: Setiap tembakan yang berasal dari Houthi akan dianggap sebagai serangan langsung dari Iran, sesuai pernyataan Trump di media sosial Truth Social, sebagaimana dilaporkan oleh Al Arabiya. Iran akan menanggung konsekuensi atas aksi tersebut.

• Tuduhan kepada Iran: Trump menuduh Iran memberikan dukungan penuh kepada Houthi, termasuk pasokan senjata, uang, peralatan militer canggih, dan informasi intelijen.

Tindak Lanjut Serangan AS:

• Serangan Udara AS: Serangan udara skala besar diluncurkan oleh AS, menargetkan posisi Houthi di Yaman. Menurut otoritas kesehatan Yaman yang dikuasai Houthi, serangan tersebut menewaskan setidaknya 53 orang, termasuk lima anak. Ini merupakan tindakan militer terbesar AS di Timur Tengah sejak awal pemerintahan Trump.

• Alasan Serangan: Trump menyebut tindakan AS sebagai respons atas ancaman terhadap pelayaran di Laut Merah yang dilakukan oleh Houthi. AS mendesak agar dukungan Iran terhadap Houthi segera diakhiri.

Respons dan Ancaman Lanjutan:

• Sikap AS: Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, bersumpah untuk terus melawan Houthi hingga serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan sekitarnya berhenti. Aset Iran yang membantu Houthi juga bisa menjadi target serangan AS.

• Reaksi Houthi: Houthi menyebut serangan AS sebagai “kejahatan perang” dan menyatakan siap menghadapi eskalasi. Mereka juga mengklaim telah menyerang kapal induk AS, USS Harry S Truman, meskipun klaim ini dibantah oleh militer AS.

Meskipun situasi terus menghangat, perkembangan selanjutnya di kawasan tersebut tetap menjadi sorotan dan sumber kekhawatiran internasional.